Rabu, 28 Mei 2008

Burung Hantu

Burung ini, tak seangker namanya. Bahkan ada lagu anak-anak berjudul Burung Hantu terdengar lucu dengan nada yang riang. Siapapun yang menyanyikannya tidak akan merinding bulu kuduk. Begini liriknya:

Matahari terbenam
Hari mulai malam
terdengar burung hantu
suaranya merdu

Kukuk...kukuk...kukuk.. kukuk

Burung ini menjadi agak seram, mungkin karena aktivitasnya di malam hari alias nokturnal. Di jagat ini ada 222 spesies burung hantu yang tersebar di seluruh dunia, kecuali Antartika. Bentuk wajahnya memang lain dari burung pada umumnya: Bulat dengan dua mata menatap ke depan seperti manusia. Di beberapa negara barat, burung ini bahkan lambang kebijaksanaan.

Di Jawa disebut deres, yang tak ada kaitannya dengan hantu. Orang Sunda menyebutnya buek, juga tidak berkonotasi pada sesuatu yang menyeramkan. Orang Betawi sering menyebutnya burung celepuk. Burung ini punya kebiasaan berburu di malam hari, dengan makanan favorite tikus, serangga atau kodok.

Waktu kecil, ayah saya sempat menemukan burung ini di jalanan ketika dia akan pergi ke pasar. Burung itu ditangkapnya dan dibawa ke rumah untuk dipelihara. Warnanya bulunya cokelat dengan cakar yang tajam.

Kini, burung hantu tidak mudah lagi ditemukan di jalanan. Dia mungkin sudah menjadi makhluk langka. Bahkan anak-anak kecil di kota yang menyanyikannya tidak bakal bisa membayangkan seperti apa rupa burung hantu itu.

Anehnya, burung ini sangat jarang muncul dalam film-film horor. Dan juga jarang ditulis dalam cerita-cerita seram. Padahal namanya burung hantu.

Tidak ada komentar: