Senin, 27 April 2009

Kunang-kunang

Menurut cerita masyarakat Pasundan, kunang-kunang adalah kuku mayat. Kunang-kunang adalah sejenis binatang malam yang memiliki cahaya di tubuhnya. Cahayanya cukup terang bahkan cukup menjadi penunjuk arah di malam buta. Sayang, di perkotaan kunang-kunang tidak pernah terlihat lagi. Barangkali karena cahaya lampu yang benderang di malam hari membuat binatang ini enggan tampil.

Saat masih kecil, aku dan teman terbiasa menangkap kunang-kunang. Tapi segera dilepaskan bila teringat bahwa itu adalah kuku mayat. Tentu karena perasaan takut. Sejak kecil kita memang sudah dekat dengan alam kubur, dengan mayat yang didongengkan...

Aku tak ingat lagi, kapan pertama melihat mayat secara langsung. Tapi ya dalam usia masih kanak-kanak lah. Kalau tidak salah ada tetangga yang meninggal dan aku melihat langsung, sementara anak-anak lain masih ketakutan. Aku sering perhatikan kuku mayat itu. Pucat, sama seperti kulit tanganya. Saat diraba kulit itu terasa dingin. Dingin yang berbeda dengan orang hidup yang sedang kedinginan.

Saat ini, "kuku mayat" itu sering aku rindukan. Terutama cahayanya yang terang di malam hari. Sayang, kota yang benderang tak memberi tempat paa kunang-kunang.